Langsung ke konten utama

Dampak Efek Rumah Kaca Terhadap Lingkungan

Efek rumah kaca atau Green House Effect (GHE) terbentuk dari adanya gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Efek rumah kaca juga diartikan sebagai proses pemanasan alami, yang terjadi apabila gas-gasnya terperangkap radiasi panas di bumi. Dikutip dari buku IPA SMP/MTs Kelas VII terbitan Kemendikbud yang ditulis oleh Wahono Widodo, dkk, pada atmosfer bumi terdapat beberapa gas-gas rumah kaca alami yang penting, seperti siklus air, uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), Nitrous Oxide (N2O) , Methana (CH4), Ozon (O3), CFC, dan HFC. Tanpa adanya gas-gas tersebut, kehidupan di bumi tidak akan mungkin terjadi. Atas alasan tersebut, maka efek rumah kaca hanya dapat terjadi pada planet-planet yang memiliki lapisan atmosfer saja, seperti Bumi, Mars, Venus, dan satelit alami Saturnus. coba kalian bayangkan apabila gas-gas rumah kaca tidak ada pada atmosfer bumi? Suhu bumi akan menjadi sangat dingin, seperti halnya juga yang terjadi pada planet Mars. Sebaliknya, jika jumlah gas-gas rumah kaca di atmo...

Cara Pengolaan Sampah Plastik Yang Aman, Apakah Indonesia Perlu Mencontoh Negara Tetangga?

Pengolahan sampah menjadi kian penting dengan banyaknya produksi kemasan berbahan dasar plastik. Namun dalam mengolah sampah plastik dibutuhkan cara yang baik dan sesuai agar aman bagi lingkungan.

Tidak jarang, banyak sampah plastik yang dibakar tanpa tahu dampaknya terhadap lingkungan mengingat menjad polusi udara. Sebaiknya dalam mencegah sampah plastik beredar diiringi dengan langkah yang dianjurkan .

Memang sampah plastik perlu menjadi perhatian khusus, apalagi dari tahun ke tahun memang memperlihatkan peningkatan jumlah ditambah sampah plastik bersifat anorganik dan sulit untuk terurai.

Sampah plastik yang sudah terurai juga belum selesai mengingat bentuknya berubah menjadi mikroplastik yang nantinya dapat merusak Sumber Daya Alam di laut seperti ikan. 

Bahaya Sampah Plastik

Masalah dari sampah plastik adalah sifatnya yang tidak mudah terurai, namun kerap digunakan hanya sekali. Bahkan kandungan atau kemasan plastik bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama hingga puluhan tahun.

Sebanyak 80% sampah di laut berasal dari dataran yang berarti terjadi perpindahan massa sampah plastik dari hulu hingga ke hilir. Perpindahan sampah selain dari sungai juga bisa bergerak akibat hujan lebat atau melalui saluran pembuangan yang meluap .

Selain ekosistem laut yang rusak akibat limbah plastik, sampah plastik juga berdampak pada beberapa hal, seperti:

1. Merusak Rantai Makanan Hewan

Tidak hanya manusia, pencemaran plastik juga mempengaruhi plankton sebagai organisme terkecil di dunia. Bila organisme terkecil turut terganggu, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan rantai makanan bagi organisme lain. Hewan yang lebih besar juga bisa teracuni dan manusia kemungkinan mengonsumsi ikan yang tercemar polutan seperti mikroplastik.

Banyak kasus yang sudah terlihat dengan pencemaran sampah plastik, seperti paus yang kerap kali terdampar dengan perut yang terisi dengan berton-ton plastik. Alhasil, perlu pengawasan lebih atas rusaknya rantai makanan akibat sampah plastik di laut.

2. Merusak Ekosistem Hewan  

Dilansir dari data National Oceanographic and Atmospheric Administration, disebutkan bahwa jutaan burung dan ikan hingga 100.000 mamalia meninggal akibat pencemaran sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik . 

Sampah plastik juga merusak sistem hutan bakau yang penting bagi manusia dan merupakan habitat bagi ribuan spesies. Tentu kerusakan ekosistem ini membawa dampak yang sangat buruk bagi hewan yang bergantung di tempat tersebut seperti laut .

3. Pencemaran Tanah dan Air  

Saat sampah plastik menggunung maka tempat pembuangan sampah akan berinteraksi langsung dengan air. Kondisi yang terbentuk membuat bahan kimia berbahaya bisa meresap terlalu dalam hingga ke bawah tanah. 

Dengan pencemaran tanah dan air maka akan terjadi penurunan kualitas. Kemudian air tanah dan waduk menjadi rentan terhadap kebocoran racun dan aliran sampah plastik. Kerusakan air bisa menjadi penyebab penyakit bila dikonsumsi langsung oleh masyarakat .

Tidak hanya itu, pencemaran tanah juga akan merusak humus tanah sehingga tidak dapat diberdayakan untuk bercocok tanam.

Cara Pengolahan Sampah Plastik

Pengolahan sampah plastik bisa dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengedepankan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Banyak hal-hal yang bisa dimanfaatkan atau ditanggulangi dengan mengurangi kebiasaan yang bergantung dengan plastik.

Cara pertama adalah dengan menggunakan tas daur ulang atau membawa tas belanja dari rumah. Faktanya kantong plastik menjadi kebiasaan yang merugikan bila diteruskan tanpa adanya pengawasan.

Tidak hanya itu, botol plastik yang sulit terurai bisa menjadi lahan kreasi bagi beberapa orang, salah satunya dengan membuat kreasi seni. Pada jenjang bangku pendidikan sejak Sekolah Dasar (SD), biasanya botol menjadi ajang kreasi .

Daur Ulang Sampah Plastik

Solusi lain untuk pengolahan sampah plastik adalah daur ulang sampah plastik yang bisa dilakukan oleh pihak Pemerintah, masyarakat, hingga perusahaan. Banyak perusahaan yang sudah menerapkan beberapa cara untuk daur ulang sampah plastik .

Dalam skala perusahaan, biasanya sampah plastik yang didaur ulang akan diubah menjadi biji plastik yang nantinya digunakan kembali sebagai bungkus. Kampanye daur ulang sampah plastik juga kian sering diumumkan oleh banyak perusahaan .

Salah satunya adalah kampanye #BijakBerplastik besutan Danone-AQUA juga diwujudkan dengan penggunaan bahan-bahan plastik daur ulang. AQUA menjalankan tiga kegiatan utama dalam pengelolaan sampah botol plastik, yakni Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi.

Dalam pengumpulan botol plastik, AQUA berkomitmen untuk mengumpulkan sampah plastik dari lingkungan lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2025 .

Adapun cara melakukannya ialah dengan meningkatkan program bisnis sosial untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik. AQUA melengkapinya dengan mendukung teknologi untuk mengumpulkan lebih banyak.

Kampanye dan langkah bijak plastik melalui pengelolaan sampah botol plastik yang baik diwujudkan oleh AQUA dengan membangun Recycling Business Unit (RBU) [5]. 

RBU sendiri merupakan model bisnis sosial daur ulang untuk mengolah sampah botol plastik menjadi cacahan plastik yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk daur ulang .

AQUA mampu mengumpulkan 12.000 ton botol plastik bekas per tahun. Hal tersebut sangat mendukung pengurangan jumlah sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik.

Target pada tahun 2025 AQUA berkomitmen untuk menggunakan 100% bahan daur ulang, bahan yang dipakai ulang dan atau bahan kemasan yang terurai dalam tanah. Saat ini kemasan botol AQUA sudah mengandung bahan daur ulang sampai dengan 25% dan mereka akan meningkatkannya menjadi rata-rata 50% pada 2025 

Dan di negara Singapura pun punya cara khusus. Tak seperti Indonesia yang mengumpulkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir, Singapura mengapresiasi tiap meter tanah yang mereka punya. Sehingga Singapura tak memiliki lahan untuk menampung sampah. Singapura melakukan pengolahan sampah dengan metode khusus. Proses pengolahannya bahkan dilakukan dalam satu hari.

Bagaimana caranya?


Penduduk Singapura berjumlah 5.638.700 pada tahun 2018. Bayangkan setiap keluarga menghasilkan sampah plastik dalam setiap harinya.

Sampah-sampah ini dikumpulkan oleh petugas kebersihan dan diangkut ke sebuah kawasan. Kawasan tersebut berbentuk bangunan dengan cerobong asap layaknya pabrik.

Bangunan tersebut adalah tempat pembakaran sampah. Ya, semua sampah di Singapura akan dibakar dalam satu bangunan.

Proses pembakaran dilakukan dengan suhu 1.000 derajat celcius. Pembakaran akan dilakukan selama 7 hari dalam seminggu atau bisa dikatakan terus dilakukan tanpa henti.

Rupanya sampah yang dibakar berubah menjadi panas dan energi terbarukan yang menghidupkan listrik Singapura. Sampah yang tak pernah habis berganti menjadi pasokan daya bagi satu negara.

Kamu pasti kembali bertanya, hasil uap pembakaran sampah juga menjadi salah satu polusi berbahaya bagi manusia. Pengolahan sampah tak berhenti sampai di pembakaran saja.

Seperti yang sudah dijelaskan, bangunan tersebut memiliki cerobong asap. Asap-asap yang dihasilakan oleh pembakaran sampah tak langsung keluar dari cerobong ini.

Semua asap yang dihasilkan akan disaring kembali dengan beberapa metode tingkat lanjut. Setelah selesai, asap tersebut akan dikeluarkan sebagai udara bersih yang bisa dihirup oleh masyarakat sekitar.

Setelah sampah plastik dibakar, pasti menghasilkan abu yang juga berperan sebagai polusi. Tapi Singapura benar-benar menganggap serius pengolahan sampah di negerinya.

Abu dari sampah plastik dikumpulkan ke sebuah pulau buatan. Di pulau tersebut sudah ada bendungan yang diisi dengan air khusus. Abu tersebut akan dimasukkan ke dalam bendungan dan tak pernah muncul kembali.

Bendungan tersebut berada jauh dari lingkungan pantai, sehingga tidak akan mencemari lautan. Keren ya?

Dengan teknologi dan penerapan yang benar, sampah bisa menjadi hal yang menguntungkan. Singapura memberikan contoh positif bagi negara lain untuk bisa lebih serius dalam mengambil tindakan akan sampah.

Referensi:

1. https://www.nrdc.org/stories/10-ways-reduce-plastic-pollution
2. https://www.nationalgeographic.com/environment/article/ocean-plastic-pollution-solutions
3. https://wri-indonesia.org/en/blog/3-ways-indonesia-reduce-plastic-pollution-ocean
4. https://www.rumah.com/panduan-properti/sampah-plastik-masalah-yang-muncul-dan-solusinya-27262
5. https://www.sehataqua.co.id/bijak-berplastik-aqua-kelola-sampah-botol-plastik-dengan-baik/
6. https://www.sehataqua.co.id/aqua-mengatasi-sampah-plastik-dengan-daur-ulang-botol-plastik/

Komentar